- Sebelah Utara dengan Kabupaten Indramayu
- Sebelah Timur dengan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan
- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis
- Sebelah Barat dengan Kabupaten Sumedang
Secara topografi, Kebupaten Majalengka berada pada ketinggian 19 – 857 m di atas permukaan laut. Secara umum, dapat dibagi ke dalam tiga zona sebagai berikut :
- Daerah pegunungan dengan ketinggian 500 – 857 m di atas permukaan laut. Zona ini meliputi 40,03% luas Kabupaten Majalengka atau sekitar 482,02 km2.
- Daerah berbukit dengan ketinggian 50 – 500 m di atas permukaan laut. Zona ini meliputi 31,27% luas Kabupaten Majalengka atau sekitar 376,53 km2.
- Daerah dataran rendah dengan ketinggian 19 – 50 m di atas permukaan laut. Zona ini meliputi 28,70% luas Kabupaten Majalengka atau sekitar 345,69 km2.
Kabupaten Majalengka memiliki 23 kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Lemahsugih
2. Kecamatan Bantarujeg
3. Kecamatan Cikijing
4. Kecamatan Cingambul
5. Kecamatan Talaga
6. Kecamatan Banjaran
7. Kecamatan Argapura
8. Kecamatan Maja
9. Kecamatan Majalengka
10. Kecamatan Cigasong
11. Kecamatan Sukahaji
12. Kecamatan Rajagaluh
13. Kecamatan Sindangwangi
14. Kecamatan Leuwimunding
15. Kecamatan Palasah
16. Kecamatan Jatiwangi
17. Kecamatan Dawuan
18. Kecamatan Panyingkiran
19. Kecamatan Kadipaten
20. Kecamatan Kertajati
21. Kecamatan Jatitujuh
22. Kecamatan Ligung
23. Kecamatan Sumberjaya
Kabupaten Majalengka memiliki 331 desa dengan 264 desa berstatus desa swadaya dan 67 desa berstatus desa swakarya. Jumlah penduduk di Kabupaten Majalengka tercatat sebanyak 1.169.337 terdiri dari
- Laki-laki : 577.633 orang
- Perempuan : 591.704 orang
Mayoritas penduduk usia kerja di Majalengka bergerak di bidang pertanian, yaitu sekitar 58,73 dari total penduduk usia produktif disusul bidang Industri Pengolahan yang menyerap sekitar 36,00% dari total penduduk usia produktif.
Kabupaten Majalengka mengandalkan bidang agribisnis dalam upaya meningkatkan pemasukan asli daerah. Hal ini tercermin dari catatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Majalengka tahun 2005 yang mencatat pemasukan sebesar 30,08% dari sektor agribisnis, terdiri dari pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.
Keseriusan Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka dalam mengelola sektor agribisnis tercermin dari visi “Majalengka Kabupaten Agribisnis Termaju di Jawa Barat Tahun 2010 Berbasis Masyarakat Agamis dan Partisipatif”.
Visi Pemerintah Kabupaten Majalengka dijabarkan ke dalam 4 (empat) misi sebagai berikut :
- Pengembangan sistem dan usaha agribisnis berbasis ekonomi kerakyatan.
- Peningkatan partisipasi masyarakat dan kemitraan sinergis antar pelaku pembangunan.
- Pemantapan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik.
- Peningkatan kualitas sumber daya manusia berbasis teknologi yang dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan
Sebagai gambaran, potensi agribisnis Kabupaten Majalengka untuk masing-masing bidang akan diuraikan secara singkat sebagai berikut :
1. Bidang Pertanian
Di bidang pertanian tanaman pangan, komoditas yang paling banyak dihasilkan adalah padi dengan jumlah produksi pada tahun 2005 sebanyak 488.531,96 ton terdiri dari 482.421,61 ton padi sawah dan 611.034,40 padi ladang. Jumlah total produksi padi ini dihasilkan dari area panen seluas 96.727 Ha atau sekitar 96,27% dari luas area tanam. Dengan demikian, produktifitas komoditas padi adalah 5,05 ton per Ha area panen.
Sedangkan untuk komoditas sayuran dan buah-buahan, komoditas yang paling banyak dihasilkan pada tahun 2005 adalah bawang daun dengan total produksi 545,31 ton dari 3440 Ha area panen, dengan produktifitas mencapai 158,52 kwintal per 1 Ha area panen.
2. Bidang Peternakan
Di bidang peternakan, komoditas yang paling banyak dihasilkan adalah ayam buras dengan jumlah ternak sebanyak 1.413.764 ekor terdiri dari 908.918 ekor ayam buras betina dan 504.846 ekor ayam buras jantan. Komoditas lainnya adalah domba dengan jumlah ternak sebanyak 168.686 ekor, terdiri dari 109.311 ekor domba betina dan 59.375 ekor domba jantan.
Secara umum, ayam buras adalah hewan ternak yang paling banyak dipelihara oleh warga Kabupaten Majalengka. Hal ini akan terlihat pada uraian komoditi agribisnis bidang peternakan di masing-masing kecamatan.
3. Bidang Perikanan
Total produksi ikan (segala jenis) di Kabupaten Majalengka pada tahun 2005 mencapai 5.632,71 ton. Dari jumlah tersebut, jenis ikan yang paling banyak dihasilkan adalah ikan Nila sejumlah 2.743,84 ton disusul ikan Mas sebanyak 1.449,56 ton.
Dari total produksi ikan (segala jenis), sebagian besar dihasilkan dari usaha kolam air tenang, yaitu 63,69% atau sekitar 3587,38 ton. Hal yang sama juga berlaku pada produksi ikan Nila dan ikan Mas. Mayoritas ikan tersebut diproduksi pada usaha kolam air tenang, yaitu sekitar 80,25% atau 2201,97 ton untuk ikan Nila dan 64,10% atau 929,2 ton untuk ikan Mas.
Jenis ikan yang dipelihara menunjukkan jenis ikan yang paling lazim dikonsumsi di wilayah Kabupaten Majalengka khususnya dan Propinsi Jawa Barat pada umumnya.
4. Bidang Perkebunan
Komoditas perkebunan yang paling tinggi tingkat produksinya di Kabupaten Majalengka pada tahun 2005 adalah produk Bambu (Batang) dengan total area panen mencapai 2.750 Ha. Disusul dengan Melinjo dengan total area panen 2.569 Ha dan Kelapa Dalam dengan total area panen 2.206,50 Ha.
Komoditas perkebunan sangat beragam di masing-masing kecamatan, tergantung pada topografi dan kondisi tanahnya. Hal ini bisa dibaca pada uraian mengenai kecamatan.
5. Bidang Kehutanan
Luas area hutan di Kabupaten Majalengka adalah 3.531 Ha. Mayoritas area tersebut ditanami dengan pohon Jati sebanyak 164.670 batang pohon disusul pohon Petai sebanyak 119.416 batang pohon dan pohon Suren sebanyak 70.290 batang pohon.
Jenis pohon yang ditanam di Kabupaten Majalengka sangat bervariasi tergantung pada kondisi topografinya. Hal ini bisa terlihat pada uraian di setiap kecamatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar