Sabtu, 16 Mei 2009

Masjid Al - Imam



Itulah Masjid Al-Imam yang berada di Kabupaten Majalengka. Terlihat indah bukan??
Masjid Al-Imam ini merupakan masjid termegah di kabupaten Majalengka.

PROFILE KABUPATEN MAJALENGKA

Ibukota Kabupaten Majalengka adalah Kecamatan Majalengka yang berjarak 91 km dari ibukota propinsi. Luas daerah Kabupaten Majalengka adalah 1204,24 km2 atau sekitar 2,71% dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara geografis, Kabupaten Majalengka terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat pada posisi 108° 03’ - 108° 19 BT di sebelah barat, 108° 12’ - 108° 25’ BT di sebelah timur, 6° 36’ - 6° 58’ LS di sebelah utara, dan 6° 43’ - 7° 03’ LS di sebelah selatan dan berbatasan sebagai berikut :
  • Sebelah Utara dengan Kabupaten Indramayu
  • Sebelah Timur dengan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan
  • Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis
  • Sebelah Barat dengan Kabupaten Sumedang

Secara topografi, Kebupaten Majalengka berada pada ketinggian 19 – 857 m di atas permukaan laut. Secara umum, dapat dibagi ke dalam tiga zona sebagai berikut :
  1. Daerah pegunungan dengan ketinggian 500 – 857 m di atas permukaan laut. Zona ini meliputi 40,03% luas Kabupaten Majalengka atau sekitar 482,02 km2.
  2. Daerah berbukit dengan ketinggian 50 – 500 m di atas permukaan laut. Zona ini meliputi 31,27% luas Kabupaten Majalengka atau sekitar 376,53 km2.
  3. Daerah dataran rendah dengan ketinggian 19 – 50 m di atas permukaan laut. Zona ini meliputi 28,70% luas Kabupaten Majalengka atau sekitar 345,69 km2.

Kabupaten Majalengka memiliki 23 kecamatan, yaitu :

1. Kecamatan Lemahsugih
2. Kecamatan Bantarujeg
3. Kecamatan Cikijing
4. Kecamatan Cingambul
5. Kecamatan Talaga
6. Kecamatan Banjaran
7. Kecamatan Argapura
8. Kecamatan Maja
9. Kecamatan Majalengka
10. Kecamatan Cigasong
11. Kecamatan Sukahaji
12. Kecamatan Rajagaluh
13. Kecamatan Sindangwangi
14. Kecamatan Leuwimunding
15. Kecamatan Palasah
16. Kecamatan Jatiwangi
17. Kecamatan Dawuan
18. Kecamatan Panyingkiran
19. Kecamatan Kadipaten
20. Kecamatan Kertajati
21. Kecamatan Jatitujuh
22. Kecamatan Ligung
23. Kecamatan Sumberjaya

Kabupaten Majalengka memiliki 331 desa dengan 264 desa berstatus desa swadaya dan 67 desa berstatus desa swakarya. Jumlah penduduk di Kabupaten Majalengka tercatat sebanyak 1.169.337 terdiri dari
  • Laki-laki : 577.633 orang
  • Perempuan : 591.704 orang
dengan kepadatan penduduk sebesar 971 orang per km2.

Mayoritas penduduk usia kerja di Majalengka bergerak di bidang pertanian, yaitu sekitar 58,73 dari total penduduk usia produktif disusul bidang Industri Pengolahan yang menyerap sekitar 36,00% dari total penduduk usia produktif.

Kabupaten Majalengka mengandalkan bidang agribisnis dalam upaya meningkatkan pemasukan asli daerah. Hal ini tercermin dari catatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Majalengka tahun 2005 yang mencatat pemasukan sebesar 30,08% dari sektor agribisnis, terdiri dari pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.

Keseriusan Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka dalam mengelola sektor agribisnis tercermin dari visi “Majalengka Kabupaten Agribisnis Termaju di Jawa Barat Tahun 2010 Berbasis Masyarakat Agamis dan Partisipatif”.
Visi Pemerintah Kabupaten Majalengka dijabarkan ke dalam 4 (empat) misi sebagai berikut :

  1. Pengembangan sistem dan usaha agribisnis berbasis ekonomi kerakyatan.
  2. Peningkatan partisipasi masyarakat dan kemitraan sinergis antar pelaku pembangunan.
  3. Pemantapan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik.
  4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia berbasis teknologi yang dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan

Sebagai gambaran, potensi agribisnis Kabupaten Majalengka untuk masing-masing bidang akan diuraikan secara singkat sebagai berikut :

1. Bidang Pertanian

Di bidang pertanian tanaman pangan, komoditas yang paling banyak dihasilkan adalah padi dengan jumlah produksi pada tahun 2005 sebanyak 488.531,96 ton terdiri dari 482.421,61 ton padi sawah dan 611.034,40 padi ladang. Jumlah total produksi padi ini dihasilkan dari area panen seluas 96.727 Ha atau sekitar 96,27% dari luas area tanam. Dengan demikian, produktifitas komoditas padi adalah 5,05 ton per Ha area panen.
Sedangkan untuk komoditas sayuran dan buah-buahan, komoditas yang paling banyak dihasilkan pada tahun 2005 adalah bawang daun dengan total produksi 545,31 ton dari 3440 Ha area panen, dengan produktifitas mencapai 158,52 kwintal per 1 Ha area panen.

2. Bidang Peternakan

Di bidang peternakan, komoditas yang paling banyak dihasilkan adalah ayam buras dengan jumlah ternak sebanyak 1.413.764 ekor terdiri dari 908.918 ekor ayam buras betina dan 504.846 ekor ayam buras jantan. Komoditas lainnya adalah domba dengan jumlah ternak sebanyak 168.686 ekor, terdiri dari 109.311 ekor domba betina dan 59.375 ekor domba jantan.
Secara umum, ayam buras adalah hewan ternak yang paling banyak dipelihara oleh warga Kabupaten Majalengka. Hal ini akan terlihat pada uraian komoditi agribisnis bidang peternakan di masing-masing kecamatan.

3. Bidang Perikanan

Total produksi ikan (segala jenis) di Kabupaten Majalengka pada tahun 2005 mencapai 5.632,71 ton. Dari jumlah tersebut, jenis ikan yang paling banyak dihasilkan adalah ikan Nila sejumlah 2.743,84 ton disusul ikan Mas sebanyak 1.449,56 ton.
Dari total produksi ikan (segala jenis), sebagian besar dihasilkan dari usaha kolam air tenang, yaitu 63,69% atau sekitar 3587,38 ton. Hal yang sama juga berlaku pada produksi ikan Nila dan ikan Mas. Mayoritas ikan tersebut diproduksi pada usaha kolam air tenang, yaitu sekitar 80,25% atau 2201,97 ton untuk ikan Nila dan 64,10% atau 929,2 ton untuk ikan Mas.
Jenis ikan yang dipelihara menunjukkan jenis ikan yang paling lazim dikonsumsi di wilayah Kabupaten Majalengka khususnya dan Propinsi Jawa Barat pada umumnya.

4. Bidang Perkebunan

Komoditas perkebunan yang paling tinggi tingkat produksinya di Kabupaten Majalengka pada tahun 2005 adalah produk Bambu (Batang) dengan total area panen mencapai 2.750 Ha. Disusul dengan Melinjo dengan total area panen 2.569 Ha dan Kelapa Dalam dengan total area panen 2.206,50 Ha.
Komoditas perkebunan sangat beragam di masing-masing kecamatan, tergantung pada topografi dan kondisi tanahnya. Hal ini bisa dibaca pada uraian mengenai kecamatan.

5. Bidang Kehutanan

Luas area hutan di Kabupaten Majalengka adalah 3.531 Ha. Mayoritas area tersebut ditanami dengan pohon Jati sebanyak 164.670 batang pohon disusul pohon Petai sebanyak 119.416 batang pohon dan pohon Suren sebanyak 70.290 batang pohon.
Jenis pohon yang ditanam di Kabupaten Majalengka sangat bervariasi tergantung pada kondisi topografinya. Hal ini bisa terlihat pada uraian di setiap kecamatan.

Sampyong??? Apakah itu Sampyong???


Tahukah anda apa itu sampyong???Rata Penuh
Warga Majalengka, Jawa Barat memiliki seni tradisional yang mengambarkan peperangan yaitu seni sampyong. Kesenian ini merupakan seni duel dengan menggunakan rotan. Namun pesertanya harus orang yang sudah cukup umur agar bisa mengendalikan emosi.

Iringan gamelan peserta seruling merupakan perangkat yang tidak bisa ditinggalkan dalam seni sampyong. Selain untuk menarik minat penonton untuk datang, tetabuhan ini juga semakin menambah semangat para penari.

Setelah terbentuk kalangan atau lingkaran, salah seorang sesepuh langsung bertindak sebagai malandang atau wasit. Tanpa di komando, biasanya akan muncul para lelaki yang akan mencoba menjadi peserta duel dengan mengambil rotan pemukul.

Malandang juga bertindak sebagai orang yang menyeleksi peserta duel. Jika dianggap belum cukup umur, seorang laki-laki tidak diperkenankan menjadi peserta sampyong.

Setelah rotan diadu, tanda dimulainya duel kedua peserta dan malandang terlebih dahulu ngibing atau berjoged mengikuti irama gamelan. Biasanya seorang peserta sampyong akan memulai pukulan saat lawannya lengah.

Namun uniknya, pukulan ke arah lawan harus disesuaikan dengan ketukan irama gamelan. Setiap peserta memiliki kesempatan untuk memukul tubuh lawannya dengan rotan sebanyak tiga kali. Hal ini sesuai dengan arti sampyong yang berasal dari bahasa Cina. Sam berarti tiga dan poyong berarti pukulan.

Permainan sampyong ini lebih bertujuan untuk menghibur dan mengasah sportifitas. Jika seorang sampyong terpancing emosinya, malandang atau wasit berhak mengusirnya.

Namun sayang, keberadaan seni sampyong kurang diminati kaum muda. Pagelaran sampyong ini rata-rata dimainkan oleh generasi tua. Padahal jika tidak diteruskan generasi muda, kesenian khas Majalengka ini bisa cepat punah

Hari Ulang Tahun Majalengka sebagai Pesta Perubahan

”Majalengka??”
”Majalengka itu daerah mana ya?”
”Kok saya tidak pernah mendengar nama Kota Majalengka?”

Itu adalah respon beberapa mahasiswa saya ketika menyebut Majalengka sebagai kota kelahiran saya.

”Oh, Majalengkla! Ya, saya tahu!”
”Oh, Majalengka itu daerah yang berdekatan dengan kota Bandung, ya?”
”Oh, Majalengka itu daerah yang terkenal dengan kue borondong, ya?”

Dan ini adalah reaksi dari beberapa rekan dosen ketika saya memperkenalkan Majalengka sebagai tempat saya dibesarkan. Saya pikir mereka benar-benar mengetahui keberadaan Majalengka, tetapi ternyata keliru; mereka menyamakan Majalengka dengan Cicalengka.

Ada beberapa tetangga saya yang mengenal Majalengka karena mereka rajin menonton televisi, tetapi nada negatiflah yang muncul.

”Oh, Majalengka itu daerah yang terkenal dengan sarang terorisnya?”
”Oh, Majalengka itu daerah yang sering terkena gempa bumi?

Atau jika ada teman-teman yang tahu dan pernah mengunjungi Majalengka, kota yang konon katanya penghasil kecap ini hanya dijadikan bahan guyonan. Secara berseloroh beberapa teman bersyukur bahwa Majalengka tidak memiliki stasiun kereta api. Bila itu terjadi niscaya lokomotif dan ekor kereta; masing-masing akan berada di luar kota pada saat kereta berhenti di stasiun Majalengka. Hehe..


Di sebuah tayangan infotainment seorang artis cukup terkenal bercerita bahwa ia akan menikah dengan seorang pengusaha yang berasal dari Cirebon. Padahal, yang ia maksud adalah seorang pengusaha genteng bermerek terkenal dari Jatiwangi dan Jatiwangi adalah bagian dari Majalengka, bukan Cirebon. Malukah artis tersebut memiliki suami yang berasal dari Majalengka hingga ia tidak menyebutkan daerah asal calon suaminya?

Trenyuh, gusar, dan kaget! Mengapa semua ini terjadi? Apakah Majalengka, kampung halaman tempat saya dibesarkan begitu kampungkah sampai-sampai jarang orang mengetahui keberadaan Kota Majalengka?
Di hari ulang tahun Majalengka ini, mari kita merenungkan keadaan Majalengka, kampung halaman yang kita cintai ini.

Kita boleh bangga bahwa pendiri PT Astra Internasional, William Surjadjaja, adalah putra Majalengka yang merupakan salah satu tokoh dan pebisnis yang sukses. Bukan saja telah mendirikan sebuah perusahaan yang dihormati baik di dalam maupun di luar negeri oleh karena profesional dan integritasnya, melainkan lebih dari itu, melalui visi dan komitmen sosialnya, ia telah membuktikan sumbangsihnya kepada bangsa Indonesia dalam mengangkat ekonomi nasional. Lelaki yang lahir di Majalengka pada 20 Desember 1923 ini mampu menciptakan lapangan kerja bagi puluhan ribu masyarakat Indonesia, tetapi apakah kita cukup bangga dengan Majalengka hanya karena William Surjadjaja lahir di Majalengka?? Apa sepakterjangnya sendiri untuk Majalengka?

Kita pun sah-sah saja bangga pada Majalengka karena sanggup melahirkan seniman seperti Ayip Rosidi atau penyanyi seperti Elvi Sukaesih, atau pelawak seperti Sule yang tergabung dalam grup lawak SOS atau sosok-sosok lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Namun, sekali lagi, apakah kita cukup puas dengan mereka yang sudah terkenal hanya karena lahir di Majalengka?? Apa sumbangsihnya sendiri bagi pembangunan dan perekonomian Majalengka?

Majalengka harus memiliki diferensiasi jika ingin maju. Jika ingin maju Majalengka harus BERUBAH. Lihatlah Gorontalo yang tak semua orang mengenal daerahnya, tetapi kini terkenal sebagai daerah pengekspor jagung terbesar di Indonesia. Atau Ubud, desa terpencil, siapa yang sangka bahwa dahulu Ubud adalah salah satu desa kecil di sebuah bukit di Bali; daerah yang tertutup dan berhutan lebat sehingga para turis pun merasa takut dan tidak berani menginjakkan kakinya di Ubud. Ubud tidak akan pernah menjadi daerah kunjungan wisata kalau tak ada seseorang yang dengan sungguh-sungguh melakukan PERUBAHAN. Sang pengubah itu adalah Tjokorda Gde Agung Sukawati, Raja Ubud.

Semasa hidupnya, GA Sukawati sangat memerhatikan kesenian. Ia berpikir, rakyatnya tidak bisa hidup seperti ini terus-menerus. Kemudian, ia pun mulai mencari jalan agar warganya bisa membuat karya-karya seni secara lebih indah dan lebih bernilai. Oleh karena itu, setiap kali ia mendengar ada pelukis hebat datang ke Bali, ia ajak ke Ubud. Ia memburu orang-orang terkenal seperti Affandi, Walter Spies, Hanz Snell, dan Antonio Blanco. Dijemputnya di pelabuhan. Bahkan diberikannya rumah. Syaratnya hanya satu: Tolong ajarkan anak-anak Ubud melukis. Antonio Blanco adalah salah satu dari beberapa pelukis terkenal yang banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan seni lukis di Ubud. Bahkan, ia sampai jatuh cinta dengan gadis Bali dan menetap hingga akhir hayatnya. Konon, sebelum kedatangan para pelukis terkenal, lukisan seniman Ubud terbatas hanya pada tema-tema yang lazim ditemui pada epos Mahabarata dan Ramayana. Sekarang mereka bisa menghasilkan karya-karya yang sangat ekspresif dengan multitema.

Gagasan sederhana itu sekarang sangat dinikmati orang-orang Bali. PERUBAHAN telah mengantarkan Ubud menjadi daerah wisata. Berkat keseniannya yang sangat istimewa, dan alam pegunungan yang dikelilingi persawahan yang indah, Ubud dikenal sebagai daerah kunjungan wisata yang sangat digemari dan bernilai ekonomis sangat tinggi. Di sepanjang jalan di Ubud, kita akan bertemu dengan selebritis dunia, guru-guru besar dari universitas terkenal di dunia, serta usahawan mancanegara. Mereka mengayuh sepeda, mengunjungi musium, memborong lukisan dan karya-karya seni.


Hari ulang tahun adalah hari yang penuh dengan harapan. Saya berharap hari ulang tahun Majalengka ini dapat dijadikan HARI PERUBAHAN.
Menjelang pemilihan kepala daerah Kabupaten Majalengka 2008 – 2013, saya berharap masyarakat dapat menentukan pilihan yang tepat pada figur calon pemimpin mendatang yang akan memimpin Kota Majalengka dengan suatu PERUBAHAN. Seorang pemimpin yang mampu melanjutkan pembangunan yang saat ini mulai berkembang. Seorang pemimpin yang mampu membangun Kota Majalengka dengan suatu PERUBAHAN sehingga menjadi kota yang memiliki diferensiasi yang signifikan. Pemimpin yang mampu membuat masyarakatnya bangga terhadap daerahnya sendiri.

Saya berharap orang yang akan memimpin kelak adalah seorang pemimpin yang mampu menciptakan PERUBAHAN. Ia tidak terpaku dan berselancar di atas pola yang dibuat oleh para pendahulunya, melainkan membuat jalan-jalan baru yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhannya. Ia bahkan menawarkan tujuan-tujuan baru untuk dicapai bersama-sama maka lebih dari sekedar manajer, ia adalah seorang pentransfer yang memberikan inspirasi kepada para pengikutnya. Ia mengajak orang-orang melihat apa yang ia bisa lihat dan mengajak mereka semua agar bisa mencapai tujuan tersebut.

Di hari ulang tahun Majalengka ini, saya berharap agar Majalengka menjadi kota kebanggaan masyarakat Majalengka di mana pun berada, termasuk warga yang berada di luar Majalengka. Suatu saat Majalengka akan dikunjungi para investor yang akan turut membangun Kota Majalengka dengan segala potensi yang ada. Suatu saat Majalengka menjadi daerah yang banyak dikunjungi para wisatawan yang menikmati pemandangan indah Gunung Tilu, Gunung Margatapa, Gunung Ciremai, atau Gunung Kuda dan kembali ke daerahnya dengan membawa oleh-oleh kecap yang rasanya tak kalah dengan kecap produk Indofood, atau menenteng opak dan rengginang, makanan khas Majalengka, dengan berbagai aroma dan rasa seperti rasa keju, rasa ayam, atau strawberi. Atau, mengantungi buah duwet, buah khas Majalengka, yang rasanya tak kalah segar dengar buah anggur.

Bayangkan, suatu saat nanti di Majalengka berdiri universitas berstandar dunia meskipun universitas itu merupakan lisensi universitas asing. Bayangkan, hampir setiap rumah di Indonesia menggunakan atap genteng dan hiasan batu alam produk Majalengka yang kualitasnya pantas dibanggakan. Bayangkan!

Semoga saya dan warga Majalengka lainnya bisa membanggakan Kota Majalengka sebagai kota kelahirannya. Dengan bangga saya akan memberi tahu mahasiswa, teman-teman, dan tetangga saya bahwa saya bangga dengan Majalengka. Saya bangga karena Bupati Majalengka, Ibu Tuti Hayati Anwar adalah wanita Indonesia pertama yang duduk menjadi bupati di Indonesia sejak 1997. Saya bangga karena berbagai penghargaan sudah diterimanya. Saya bangga karena beliau sanggup menorehkan prestasinya dengan mengubah citra Kota Majalengka sebagai kota ”senja” menjadi kota yang ”hidup” baik di siang hari maupun di malam hari.

Saya ingin memberitahukan mahasiswa, teman-teman, dan tetangga saya bahwa saya bangga dengan Majalengka. Saya bangga karena Majalengka pernah melahirkan raja bola Indonesia, Irwan Suryondo. Melalui sebuah misi dagang di Belanda ia berhasil ambil bagian sebagai pemasok bola yang disepak-sepak oleh kaki-kaki para pemain kesebelasan dunia di kancah Piala Dunia Prancis pada 1998.


SELAMAT HARI ULANG TAHUN KOTA KELAHIRANKU, MAJALENGKA
Semoga tangan-tangan terampil yang memimpin Majalengka lebih kreatif mencari jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapinya, yang mampu melihat dengan terang kesempatan-kesempatan indah yang ada di balik setiap kesulitan karena pemimpin kreatiflah yang dibutuhkan dalam melakukan PERUBAHAN.